Rabu, 07 Januari 2015

Teori-Teori Manajemen

Teori - Teori Manajemen
1.  Teori Klasik : 
                           Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut. Pada awalnya ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat.

Robert Owen (1771 - 1858)
                           Owen menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
                           Owen berkesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja sebagai yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Ia juga memperbaiki kondisi pekerjanya, dengan mendirikan perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik. Beliau juga mendirikan toko, yang mana pekerjanya tidak kesusahan dan dapat membeli kebutuhan dengan harga murah. Ia juga mengurangi jam kerja dari 15 jam menjadi 10,5 jam, dan menolah pekerja dibawah umur 10 tahun.
                           Owen berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping itu Owen juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari. Dengan cara seperti itu manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang ada dengan cepat.       

       Korelasi:
                      Didalam Pendidikan Luar Sekolah, program pemberdayaan masyarakat sudah dikenal oleh masyarakat, dengan adanya program yang sudah dikenal masyarakat yang semula tidak mempunyai keahlian yang cukup bisa dibanggakan misalnya saja keterampilan memainkan musik dan lain sebagainya dapat di arahkan dan di bimbing dengan mudah dan mampu meningkatkan kualitas kehidupannya di bidang ekonomi. Dalam dunia Pendidikan Luar Sekolah peserta didik wajib untuk memilih pendidikan yang sesuai dengan minat peserta didik tersebut. Terkadang peserta didik harus menambah pengetahuan dan keterampilannya guna menunjang keprofesionalnyanya dalam bekerja, misalnya : peserta didik mengikuti les komputer untuk memahirkan skillnya dalam menggunakan dan mengoperasikan komputer untuk tuntutan kerjanya.

2.        Teori Perilaku:
Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia. Aliran perilaku muncul karena dalam pendekatan klasik, efisiensi produksi dan keserasian kerja tidak dapat dicapai. Para manajer masih menghadapi kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional. Oleh karena itu dicari upaya untuk membantu manajer mengatasi masalah organisasi melalui sisi perilaku karyawan. Aliran perilaku memandang organisasi pada hakikatnya adalah orang. Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena tidak mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dan keharmonis an di tempat kerja. Manusia dalam organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan tingkah lakukanya, karena sering juga tidak rasional. Karena itu para manajer perlu dibantu dalam meng hadapi manusia, antara lain dengan sosiologi dan psikologi.

Korelasi :
Dalam Pendidikan Luar Sekolah teori ini lebih merujuk pada hakikat belajar dalam merubah perilaku seseorang. Apabila suatu pendidikan tersebut dapat dikatakan berhasil maka pendidikan itu mampu merubah perilaku peserta didik yang mengarah pada kebaikan, misalnya : Pendidikan PKBM mengarahkan seseorang untuk belajar mandiri, dimana seseorang dapat bekerja dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, sehingga seseorang yang tidak mau bekerja dan tidak bisa bekerja dapat kita ajak untuk hidup yang lebih baik dan dapat meningkatkan taraf ekonomi dalam keluarganya.

3.        Teori Manajemen Ilmiah:
                                    Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen. Manajemen ilmiah atau disebut juga manajemen modern adalah kepemimpinan atau pengelolaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan cara kerja yang berdasarkan prinsip - prinsip atau pedoman - pedoman keilmuan.

       Korelasi :
                                    Di dalam analisis pendidikan luar sekolah para pendidik dengan peserta      didik dalam melakukan proses pembelajaran haruslah erat. Peran seorang pendidik         sebagai fasilitator dan sekaligus teman yang baik, supaya ketika dalam proses            pembelajaran dapat berjalan secara baik, efektif dan menghasilkan output yang baik.
4.        Teori Analisis Sistem:
                                    Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan            dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya. Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan (Jogiyanto Hartono, 1995). Analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan         yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem (Kristanto, 2003).
       Korelasi :
                                     Di dalam aliran ini teori satu dan lainnya saling berhubungan seperti      halnya teori analisis sumber belajar PLS yang dikaitkan dengan Konsep Dasar PLS. Adanya penguraian dari suatu sistem satu atau teori satu dengan teori yang lainnya, kedalam bagian komponen-komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan        dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk mengumpulkan suatu data dan menginterprestasikan kenyataan apa saja yang ada, kemudian mendiaknosa persoalan serta menggunakan keduannya untuk memperbaiki suatu sitem-sistem yang ada.
 
5.        Teori Manajemen Berdasarkan Hasil
Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan. Manajemen berdasarkan hasil bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal berdasarkan perjanjian yang jelas dan terukur dibuat dimuka. Manajer menetapkan tujuan dan prioritas menentukan dan membuat sumber daya yang tersedia yang diperlukan waktu, uang, dan kapasitas. Karyawan memberikan waktunya, pengetahuan dan kemampuan dan menunjukkan dalam kondisi yang dapat memberikan hasil yang diperlukan. Dengan demikian, ia mengambil taggung jawab pribadi untuk mencapai hasil tersebut.

Korelasi:
Di dalam teori ini aliran manajemen terdapat dalam sistem teori PLS, aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil apa saja yang telah dicapai, yang dimana menghasilkan hasil yang maksimal dan berdasarkan perjanjian yang jelas dan terukur dibuat dimuka. Manajer telah menetapkan tujuan-tujuan dan prioritas dan menentukan sumber daya yang tersedia yang diperlukan waktu, uang dan kapasitas. Seorang mahasiswa memberi waktunya, pengetahuan dan kemampuannya dan menunjukkan dalam kondisi yang dapat menentukan hasil yang telah diperlukan oleh mahasiswa tersebut. Dengan demikian ia akan mengambil tanggungjawabnya untuk mencapai hasil tersebut.

6.        Teori Manajemen Mutu:
Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen. Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu dan merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada pada pimpinan puncak.

Korelasi :
Di dalam aliran manajemen mutu ini, bila dikaitkan dengan PLS maka sama halnya dengan teori manajemen PLS yang dimana teori ini digunakan sebagai hasil perolehan kepuasan seorang mahasiswa terhadap hasil belajaranya terhadap apa yang sudah diberikan dosen kepadanya, sehingga seorang dosen dapat memperbaiki dan menilai apakah pelajaran yang diberikan kepada mahasiswa sudah tercapai dengan baik dan apakah sudah diterima dengan benar. Hal ini menunjukkan pula kesiapan dosen serta mahasiswa terhadap apa yang akan diberikan dan apa pula yang akan diterimanya. Dalam manejen mutu ini sangatlah diperlukan seorang figure pemimpin yang mampu untuk memotivasi mahasiswa agar mahasiswa dapat memberikan kontribusi yang baik dimasa mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahawa mutu suatu mahasiswa adalah tidak hanya menjadi tanggung jawab seorang dosen, namun juga tanggung jawab bagi perorangan mahasiswa tersebut, maka dari itulah seorang mahasiwa harus mampu untuk mengembangkan motivasi dan bakat apa saja yang dia miliki demi kehidupan di masa mendatang.
 7.         Pendekatan Kuantitatif:
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif-seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer-untuk membantu manajemen mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids." Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Korelasi:
Teori pendekatan kuantitatif ini adalah sejumlah teknik kuantitatif ini membantu mengambil keputusan, membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya manusia. Jika dihubungkan dengan PLS, teori ini bisa di hubungkan deng PSDM, yakni Perkembangan Sumber Daya Manusia yang dimana untuk memperbaiki kesejahteraan bangsa. Dalam teori ini juga terhubung deng teori Manajemen, karena dalam teori ini juga terdapat penjadwalan kerja yang lebih efesien. Teori ini juga digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan diterapkan disektor bisnis maupun perkuliah untuk observasi.

8.                  Teori Hubungan Manusiawi
Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi.

Korelasi:
Di dalam teori ini tidak berbeda jauh dengan teori manajemen klasik yakni tentang pemberdayaan masyarakat sudah dikenal oleh masyarakat, dengan adanya program yang sudah dikenal masyarakat yang semula tidak mempunyai keahlian yang cukup bisa dibanggakan misalnya saja keterampilan memainkan musik dan lain sebagainya dapat di arahkan dan di bimbing dengan mudah dan mampu meningkatkan kualitas kehidupannya di bidang ekonomi. Dalam dunia Pendidikan Luar Sekolah peserta didik wajib untuk memilih pendidikan yang sesuai dengan minat peserta didik tersebut. Namun perbedaan teori ini dengan teori klasik para mahsiswa masih perlu adanya bimbingan yang khusus karena dalam menghadapi manusia harus melalui ilmu sosiologi dan psikologi.
9.         Teori Manajemen
Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu:
a.         Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
b.        Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
c.         Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
d.        Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
e.         Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.
Adanya inovasi yang terus menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan interaksi dalam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru.

Korelasi:
Seperti kita ketahui hingga saat ini organisasi bisnis merupakan penciptaan pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan besar lain di belahan dunia berhasil dan berkembang karena keahlian dan pengalaman dari para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk. Dalam hal ini mahasiswa di harapkan mampu untuk bersaing dengan dunia luar, tak hanya itu saja mahasiswa perlu adanya bimbingan dari seorang guru/dosen pembimbing untuk mencapainya.

10.  Teori Manajemen Kuno
Manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang telah disiapkan hingga menjadi bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu telah melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.

Korelasi:
Di dalam teori ini terhubung dengan materi yang ada di PLS misalnya saja antropologi dan dalam teori ini menunjukkan bahwa pada zaman dahulu dan ada serangkaian kegiatan-kegiatan yang diatur sedemikian rupanya. Dan adanya tahapan-tahapan tertentu yang diikuti. Selain itu di Indonesia masih banyak contoh mahasiswa yang masih sangat sulit dibangun untuk menggunakan manajemen waktu dan manajemen lainnya. Hal ini sudah sering terjadi didalam kalangan mahsiswa.

Minggu, 21 Desember 2014

Aksi Bela Negara Indonesia Terhadap Penjajahan Mental

  

Aksi Bela Negara Indonesia Terhadap Penjajahan Mental

LATAR BELAKANG

Kita sebagai warga negara Indonesia harus memiliki kesadaran bela negara, sebab sudah sepatutnya kita bangga dengan tanah air kita. Negara tercinta kita ini merupakan negara yang sangat kaya dengan hamparan kekayaan yang melimpah ruah. Untuk masa sekarang, kita memang tidak harus lagi berperang melawan penjajah, karena secara syariat negara kita sudah merdeka, namun jiwa dan mental sebagai seorang patriot harus tetap ada, karena pada kenyataannya masih banyak penjajah baru yang masuk ke negara Indonesia yang sulit diperangi. Sebut saja perang melawan narkoba, yang semakin hari semakin meraja lela dan merusak masyarakat Indonesia, khususnya kaum generasi muda. Untuk itu mental dan sikap akan kesadaran bela negara tetap dibutuhkan dan harus ada terus dalam diri setiap warga negara Indonesia.
Situasi dan kondisi saat ini seolah-olah sejarah kemerdekaan itu sudah diabaikan, salah satu penyebabnya adalah karena tergerus oleh budaya-budaya global yang semakin berdatangan dan mulai mudah masuk di negara Indonesia. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi dan trnasportasi, sehingga dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi kampung sedunia tanpa mengenal batas negara. Kondisi yang demikian menciptakan struktur baru yaitu struktur global. Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta akan mempengaruhi juga daiam berpola pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia sehingga akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa Indonesia.
                       
PEMBAHASAN

Pengertian Bela Negara/Pembelaan Negara
Bela negara atau pembelaan Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 serta konstitusi Negara.

Asas Demokrasi dan Bela Negara
Berdasarkan UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dalam perubahan kedua UUD 1945, bahwa usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara. Yang mencakup dalam dua arti. Pertama, bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

Asas Motivasi Dalam Bela Negara
Usaha dalam bela negara, bertumpuh pada kesadaran setiap warga negara akan hak dan kewajiban. Kesadaran tersebut perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Sehubungan dengan hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap warga negara untuk ikut serta membela negara Indonesia antara lain:
a.                                     Pengalaman sejarah perjuangan RI.
b.                                    Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis.
c.                                     Keadaan penduduk (demografis) yang besar.
d.                                    Kekayaan sumber daya alam.
e.                                     Perkembangan dan kemajuan IPTEK dibidang persenjataan.
f.                                     Kemungkinan timbulnya bencana perang.

Penjajahan Mental
Perkembangan globalisasi ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga-Iembaga kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan perpolitikan, perekonomian, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan global. Disamping hal tersebut adanya issu global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional. Semakin meningkatnya globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi dan trnasportasi, sehingga dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi kampung sedunia tanpa mengenal batas negara.
Kondisi yang demikian menciptakan struktur baru yaitu struktur global. Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta akan mempengaruhi juga daiam berpola pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia sehingga akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa Indonesia. Pada umumnya atau khususnya untuk saat ini, banyak sekali orang yang sudah cenderung untuk individualistic, kalau tidak bergolong-golong. Sepertinya kepentingan pribadai dan kepentingan golongan itu seolah-olah sudah didahulukan dan sudah hampir menjadi kepentingan yang harus wajib dilakukannya.
Bahkan tidak sedikit menjadi pemberitaan di media massa kalau para pejuang-pejuang sekarang ini yang berdalih memperjuangkan rakyat itu sebetulnya untuk pribadi maupun golongannya. Masyarakat sudah mengetahui dengan jelas akan hal itu, padahal yang sebenarnya, apabila memang mereka berjuang untuk bangsa tidak ke arah sana jalan pikirannya mereka. Untuk sekarang ini sangatlah beda jauh, memperjuangkan rakyat hanyalah dijadikan sebuah kedok untuk memperkaya dirinya sendiri, bukan malah benar-benar membela dan memperjuangkan rakyat.
Memang harus diakui bahwa banyak sekali contoh-contoh yang keliru, bahkan penghormatan kepada generasi tua pun diabaikan. Bahkan banyak diantaranya mereka mengatakan, “ orang-orang tua, pejuang adalah laskar yang tak pernah diperlukan lagi”, itulah masalahnya. Padahal seharusnya mereka berkewajiban menularkan kembali nilai-nilai perjuangan, keheroikkan, keikhlasan, pengorbanan dijadikan nilai-nilai baru sesuai dengan perkembangan dan perjuangan setiap generasi sesuai dengan jamannya.
Hal ini memang sulit untuk dicegah, karena kemajuan begitu pesatnya sehingga seolah-olah perjuangan dahulu itu tidak ada artinya, karena generasi tidak pernah mengalami bagaimana berat ringannya pengorbanan generasi tua atau generasi pendahulunya. Yang mereka ketahui hanyalah hidup dalam era yang sudah makmur. Inilah sebuah hal yang menjadi penyebab sulitnya mewariskan nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan. Generasi sekarang tidak ada yang mengingat-ingat perjuangan masa lalu, tetapi kemakmuran yang dikejar-kejar saat ini.

Aksi Yang Dilakukan
Semangat jiwa patriotik dan semangat yang militant tentunya harus tetap diwariskan kepada generasi penerus sebagai modal membangun bangsa. Dan tentunya penghormatan yang tinggi juga kita berikan kepada generasi perjuangan yang tinggal dalam hitungan jari. Wujud dari bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan kedaulatan negara persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Sehubungan dengan hal tersebut, tentunya untuk menjadi bangsa yang maju kita memerlukan sosok atau tokoh pemimpin yang memupuni dalam berbagai segi bidang yang harus seorang pemimpin itu miliki. Misalnya saja seorang pemimpin harus mempunyai rasa kepedulian akan nasib rakyatnya, seorang pemimpin yang mengedepankan kepentingan rakyatnya, seorang pemimpin yang memberikan keleluasaan dan memajukan rakyatnya, maka pemimpin tersebut akan dianggap sebagai pemimpin yang benar-benar disebut pahlawan. Siapapun bisa menjadi pahlawan, kalau pada masa revolusi para pejuang berjuang dengan mengorbankan harta jiwa dan raga, tetapi pada masa sekarang berjuang bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan dan keahlian di beberapa bidangnya masing-masing.
Selain itu pemerintah daerah harus mampu membangun suasana yang harmonis, terutama antara legislatif dan eksekutif. Kalau harmonis dan ide itu tidak terlalu beda untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia, maka kemiskinan di Indonesia juga akan sangat melesat terjadi. Tetapi dapat kita lihat dimana-mana ada orang berkeliaran, berkeliling satu rumah ke rumah yang lain, untuk menadahkan tangan, padahal di rumahnya mereka (para pengemis) itu mempunyai ternak yang banyak. Rakyat yang seperti inilah yang harus kita rubah cara berpikir atau pola pikirnya. Merubahnya dapat kita lakukan dengan kita menanamkan mentalitas yang tinggi terhadap pola pikir mereka saat ini. Yaitu dengan cara menggugah para ulama, karena para ulama kebanyakan menjadi panutan bagi banyak masyarakat yang hidup dipelosok.
Kesadaran bela negara merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh setiap warga negara untuk mempertahankan negaranya dari segala bentuk ancaman dan gangguan yang akan menganggu stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesadaran tersebut dapat menumbuhkan rasa percaya diri, patriotisme, nasionalisme, dan memiliki rasa yang tinggi dari segenap warganya, sehingga dapat mengangkat harga diri dan kehormatannya serta bangsanya.

DAFTAR PUSTAKA
Tim, Pendidikan Kewarganegaraan. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Surabaya: Unesa University Press.